Jumat, 10 Februari 2012

EKONOMI ISLAM, OBAT PUSING INDONESIA

EKONOMI ISLAM, OBAT PUSING INDONESIA
Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya adalah Muslim terbesar didunia. Akan   tetapi sangatlah disayangkan negara berpenduduk muslim seperti  Indonesia  belum mau menerapkan sistem Ekonomi Islam yang sebenarnya adalah obat pusing negara dalam menghadapi krisis perekonomian yang ada. negara kita masih mengandalkan dan berharap pada  sistem perekonomian konvensional, atau bahasa tenarnya di Indonesia adalah  Ekonomi pancasila yang bercampur dengan sistem ekonomi kapitalisme-materialistis  yang sekuler sehingga tak dapat dipungkiri bahwa sistem perekonomian macam inilah yang telah menyebabkan  gejolak dibidang politik,sosial masyarakat. dan dapat menimbulkan konflik ditengah masyarakat,  bahkan menurut Pakar Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta Bpk Sofyan syafri marahap Ph.d beliau mengatakan bahwasanya sistem perkonomian yang dianut oleh indonesia saat ini  dalam hal-hal tertentu lebih kapitalis dari pada negara negara kampiun kapitalis seperti amerika dan eropa .
sistem ekonomi kapitalis yang di Banggakan  indonesia sudah sangat memasyarakat bagi sebagian besar masyarakat indonesia.  namun, apalah artinya sebuah kebanggaan jika sistem ekonomi di indonesia  tak mampu menjadi solusi yang tepat untuk setiap permasalaha ekonomi yang dihadapi hal ini malah  bertambah buruk dengan lemahnya sistem hukum dan Demokrasi yang berlaku, meskipun setelah Reformasi situasi perekonomian telah membaik dengan adanya  sistem ekonomi pacasila (campuran Kapitalis dan Matrealis sekuler ) yang pernah diusung  tapi tetap saja menemui kendala, Akhirnya  para kapitalis pun tertawa karena begitu mudahnya menikmati materil dari hasil kebijakan pemerintah nasional dengan cara memaksakan kehendak para kapitalis  agar dianut kepada para aparat dan birokrat yang korup.  
            oleh jhon perkins (2005) dalam bukunya “the confession of economic hit man” beliau menyatakan dan mengalami bagaimana lembaga corporacy memiliki kekuasaan yang sungguh luar biasa diseluruh dunia hingga pengaruh kekuasaannya dapat mempengaruhi bidang politik serta mengatur kebijakan  nasional dan internasional  melalui lembaga dunia yang memiliki pengaruh yang luas seperti IMF, Bank Dunia atau PBB.
jikalau sistem yang seperti ini terus dipertahankan keberadaan nya maka jangan terlalu banyak berharap  indonesia dapat bangkit dari keterpurukan. karena sistem ekonomi yang sperti ini adalah sistem ekonomi yang begitu bathil dan tidak berpihak kepada rakyat jelata serta tidak mampu menjadi instrument pemecah persoalan-persoalan perekonomian yang saat ini terus menghujani negeri tercinta ini. rasanya sulit untuk menebak berepa kerugian yang diakibatkan oleh sistem perekonomin yang saat ini dianut oleh negara kita. tapi sayang seribu kali sayang negara berpenduduk muslim terbesar di dunia seperti Indonesia ini  belum mau menerapkan sistem ekonomi islam yang jelas jelas lebih unggul dan mampu memberi solusi terhadap berbagai permasalahan ekonomi yang berlaku, semacam gejala Phobia terhadap sistem perekonomian islam.dan juga  setidaknya telah membenarkan teori dari jhon perkins yang mengungkapkan betapa berkuasanya para penganut kapitalis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang politik ekonomi.
didalam sistem ekonomi kapitalisme,dasar filosofi  dilandaskan bahwa tuhan telah pensiun setelah menciptakan alam semesta,oleh sebab itu  maka tuhan sama sekali tidak ikut campur dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. landasan ini kemudian diartikan oleh dasar mikro dari kapitalisme yang bisa dilihat dan menjadi tujuan dari ekonomi kapitalis yaitu tingkah laku manusia ekonomi (economic man ) yang hanya memikirkan kesejahteraan dunia. intinya disini jelas bahwasanya ekonomi kapitalisme hanya bertujuan bagaimana seseorang itu leluarsa dalam hal ekonomi dan tidak ada batasan bagi seorang manusia untuk terus berusaha mencapai kepuasan yang diinginkan  meskipun dengan praktek-praktek yang diharamkan namun dilegal kan.
 sedangkan  sistem ekonomi islam tidaklah demikian, karena didalam sistem ekonomi islam yang dijadikan landasan adalah konsep-konsep yang  seperti tauhid,khilafah,takiyah, amanah, dan pengoptimalan falah (kemenangan) baik didunia maupun akhirat. dari sinilah kita mampu melihat bagaimana seorang muslim ekonom berbeda dengan manusia ekonom. hal ini dikarenakan seorang muslin ekonom harus mementingkan kehidupan dunia dan di akhirat.
didalam prakteknya,  karakterisitik sistem ekonomi islam adalah (i) mendialetikkan nilai-nilai spritualisme dan materialisme. (ii) tidak menafikan intervensi negara. (iii)dualisme kepemilikan(Allah adalah pemilik hakiki, dan harta kekayaan adalah titipan). (iv) menjaga kemashlahatan individu dan kemashlatan umat. (v) menghindari Praktek Ribawi (vi) menjadikan uang sebagai medium of change bukan komodoti. sistem ekonomi Islam tidak mengakui sektor non real yang berbasis bunga. Dalam Islam tidak ada bursa saham dan pasar modal yang di dalamnya diwarnai dengan aktivitas jual beli saham, obligasi dan berbagai komoditi tanpa adanya serah terima komoditi yang diperjualbelikan. Lebih lanjut, di dalam bursa saham dan pasar modal ini, bahkan komoditi tersebut dapat diperjualbelikan berkali-kali tanpa harus mengalihkannya dari pemilik asli. Model transaksi semacam ini adalah batil dalam pandangan Islam dan mampu menimbulkan banyak spekulasi yang berujung pada goncangan pasar.
Islam tidak mengenal riba dalam praktek perbankannya. Riba adalah menambah sesuatu berupa imbalan dalam transaksi ekonomi perbankan konvensional disebut bunga. Dalam kehidupan ekonomi Islam, riba merupakan bahaya. Diantaranya adalah (i) dapat menumbuhkan rasa permusuhan di antara individu, (ii) mendorong manusia untuk menimbun harta sambil menunggu pergerakan tingkat suku bunga, (iii) menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Artinya, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. terasa aneh rasanya, jika pemerintah pusat dan daerah belum tertarik dengan penerapan-penerapan sistem ekonomi islam yang ada. padahal, andai kata pemerintah pusat dan daerah mau berfikir, tentu saja negara yang luas ini bukan hanya mampu keluar dari permasalahan ekonomi yang dihadapi tetapi juga mampu menghindar dari setiap krisis yang datang menerjang bangsa tercinta. karena sistem ekonomi islam bersifat Universal, bukan hanya ditujukan kepada umat Islam saja, akan tetapi kepada seluruh umat manusia, baik itu yang berindetitas muslim maupun yang non muslim.
betapa kokohnya sistem ekonomi islam  telah terbukti dengan jelas, dimana ketika krisis global berlangsung di seantero  dunia, termasuk amerika, negara yang  masuk dalam kategori negara perekonomian kuat didunia, dibuat pening oleh krisis global yang menghantam. banyak perusahaan dibidang keuangan termasuk didalam nya perbankan harus gulung tikar dan ambruk akibat krisis global yang menerjang. bandingkan dengan Lembaga keungan yang dibangun dengan landasan syariah. jangankan berguncang ditiup angin krisis pun tidak memberi efek berarti bagi mereka.
kementrian Agama yang seharusnya lebih paham akan hal ini, nampak tidak peduli dengan permasalahan  yang ada, seakan tugas kementrian agama itu hanyalah berkisar tentang jamaah haji dan paling banter peugatip ureng menikah, malah lembaga kementrian yang di isi oleh Pakar dan Ahli hukum agama islam dan paham  akan bagaimana hukum riba dalam kacamata islam.sampai masih mempercayai Bank Konvensial untuk mengelola dana Haji seakan tidak tahu konsekwensi dari riba. sehingga timbul pertanyaan di benak penulis Ma ek mabrur ureng jak haji ngon peng yang meujampu ngon  riba ? (apakah mabrur orang pergi haji dengan dana yang bercampur dengan riba?)  padahal sudah jelas bahwa ekonomi islam menentang keras serta mengharamkan yang namanya riba didalam setiap kegiatan ekonomi. seharusnya kita sadar bahwa sistem ekonomi yang ada tidak mampu menjadi solusi tepat untuk memecahkan permasalahan perekonomian. Ekonomi Islam telah terbukti dan terlihat performanya yang baik dalam mengatasi krisis, juga menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam beberapa tahun belakangan ini. Ekonomi Islam sangat pro terhadap kesejahteraan seluruh manusia bukan hanya kepada mereka muslim saja , dalam hal ini semua pelaku ekonomi. Sistem ekonomi Islam tidak menguntungkan salah satu pihak saja seperti sistem ekonomi liberal, juga tidak menekan kebebasan pelaku ekonomi seperti sistem ekonomi sosialis.
Telah menjadi keharusan pusat dan daerah khususnya Aceh negeri serambi Makkah untuk Mengimplementasikan tatanan sistem perkonomian islam dalam kepemerintahan baik dipusat maupun di daerah, mulailah dari hal yang kecil. bisa saja seperti memindahkan kas pemerintah dari konvensional ke Bank Syariah ini sangat lah berfungsi agar tidak ada lagi PNS kita yang menerima gaji dari dana uang yang bercampur dengan riba sehingga dapat menghindari memberi nafkah kelurga dengan uang yang berbau riba.  Pusat dan Daerah harus mencermati perkembangan ekonomi Islam sekarang ini. Hal ini penting karena, sekali lagi, sudah bukan saatnya lagi menerapkan sistem ekonomi Pancasila, Kapitalisme, liberal apalagi sosialis. Kesejahteraan masyarakat Hanya bisa lebih baik dengan diterapkannnya sistem ekonomi Islam.
(KHADAFI SYAH, Ketua Umum HMJ D3 Perbankan Islam IAIN Ar Raniry, Alumnus SMAN I Kuala Batee, Alue Padee Abdya)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar