EKONOMI
ISLAM, OBAT PUSING INDONESIA
Indonesia
adalah salah satu negara yang penduduknya adalah Muslim terbesar didunia. Akan
tetapi sangatlah disayangkan negara berpenduduk muslim
seperti Indonesia belum mau menerapkan sistem Ekonomi Islam yang
sebenarnya adalah obat pusing negara dalam menghadapi krisis perekonomian yang
ada. negara kita masih mengandalkan dan berharap pada sistem perekonomian
konvensional, atau bahasa tenarnya di Indonesia adalah Ekonomi pancasila
yang bercampur dengan sistem ekonomi kapitalisme-materialistis yang
sekuler sehingga tak dapat dipungkiri bahwa sistem perekonomian macam inilah
yang telah menyebabkan gejolak dibidang politik,sosial masyarakat. dan
dapat menimbulkan konflik ditengah masyarakat, bahkan menurut Pakar
Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta Bpk Sofyan syafri marahap Ph.d beliau
mengatakan bahwasanya sistem perkonomian yang dianut oleh indonesia saat
ini dalam hal-hal tertentu lebih kapitalis dari pada negara negara
kampiun kapitalis seperti amerika dan eropa .
sistem
ekonomi kapitalis yang di Banggakan indonesia sudah sangat memasyarakat
bagi sebagian besar masyarakat indonesia. namun, apalah artinya sebuah
kebanggaan jika sistem ekonomi di indonesia tak mampu menjadi solusi yang
tepat untuk setiap permasalaha ekonomi yang dihadapi hal ini malah
bertambah buruk dengan lemahnya sistem hukum dan Demokrasi yang berlaku,
meskipun setelah Reformasi situasi perekonomian telah membaik dengan adanya
sistem ekonomi pacasila (campuran Kapitalis dan Matrealis sekuler ) yang
pernah diusung tapi tetap saja menemui kendala, Akhirnya para
kapitalis pun tertawa karena begitu mudahnya menikmati materil dari hasil
kebijakan pemerintah nasional dengan cara memaksakan kehendak para kapitalis
agar dianut kepada para aparat dan birokrat yang korup.
oleh jhon perkins (2005) dalam bukunya “the confession of economic hit man”
beliau menyatakan dan mengalami bagaimana lembaga corporacy memiliki kekuasaan
yang sungguh luar biasa diseluruh dunia hingga pengaruh kekuasaannya dapat
mempengaruhi bidang politik serta mengatur kebijakan nasional dan
internasional melalui lembaga dunia yang memiliki pengaruh yang luas
seperti IMF, Bank Dunia atau PBB.
jikalau sistem yang seperti ini
terus dipertahankan keberadaan nya maka jangan terlalu banyak berharap
indonesia dapat bangkit dari keterpurukan. karena sistem ekonomi yang
sperti ini adalah sistem ekonomi yang begitu bathil dan tidak berpihak kepada
rakyat jelata serta tidak mampu menjadi instrument pemecah persoalan-persoalan
perekonomian yang saat ini terus menghujani negeri tercinta ini. rasanya sulit
untuk menebak berepa kerugian yang diakibatkan oleh sistem perekonomin yang
saat ini dianut oleh negara kita. tapi sayang seribu kali sayang negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia seperti Indonesia ini belum mau
menerapkan sistem ekonomi islam yang jelas jelas lebih unggul dan mampu memberi
solusi terhadap berbagai permasalahan ekonomi yang berlaku, semacam gejala Phobia
terhadap sistem perekonomian islam.dan juga setidaknya telah membenarkan
teori dari jhon perkins yang mengungkapkan betapa berkuasanya para penganut
kapitalis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang politik ekonomi.
didalam
sistem ekonomi kapitalisme,dasar filosofi dilandaskan bahwa tuhan telah
pensiun setelah menciptakan alam semesta,oleh sebab itu maka tuhan sama
sekali tidak ikut campur dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia.
landasan ini kemudian diartikan oleh dasar mikro dari kapitalisme yang bisa
dilihat dan menjadi tujuan dari ekonomi kapitalis yaitu tingkah laku manusia
ekonomi (economic man ) yang hanya memikirkan kesejahteraan dunia. intinya
disini jelas bahwasanya ekonomi kapitalisme hanya bertujuan bagaimana seseorang
itu leluarsa dalam hal ekonomi dan tidak ada batasan bagi seorang manusia untuk
terus berusaha mencapai kepuasan yang diinginkan meskipun dengan
praktek-praktek yang diharamkan namun dilegal kan.
sedangkan
sistem ekonomi islam tidaklah demikian, karena didalam sistem ekonomi
islam yang dijadikan landasan adalah konsep-konsep yang seperti
tauhid,khilafah,takiyah, amanah, dan pengoptimalan falah (kemenangan) baik
didunia maupun akhirat. dari sinilah kita mampu melihat bagaimana seorang muslim
ekonom berbeda dengan manusia ekonom. hal ini dikarenakan seorang
muslin ekonom harus mementingkan kehidupan dunia dan di akhirat.
didalam
prakteknya, karakterisitik sistem ekonomi islam adalah (i) mendialetikkan
nilai-nilai spritualisme dan materialisme. (ii) tidak menafikan intervensi
negara. (iii)dualisme kepemilikan(Allah adalah pemilik hakiki, dan harta
kekayaan adalah titipan). (iv) menjaga kemashlahatan individu dan kemashlatan
umat. (v) menghindari Praktek Ribawi (vi) menjadikan uang sebagai medium of
change bukan komodoti. sistem ekonomi Islam tidak mengakui sektor non real yang
berbasis bunga. Dalam Islam tidak ada bursa saham dan pasar modal yang di
dalamnya diwarnai dengan aktivitas jual beli saham, obligasi dan berbagai
komoditi tanpa adanya serah terima komoditi yang diperjualbelikan. Lebih
lanjut, di dalam bursa saham dan pasar modal ini, bahkan komoditi tersebut
dapat diperjualbelikan berkali-kali tanpa harus mengalihkannya dari pemilik
asli. Model transaksi semacam ini adalah batil dalam pandangan Islam dan mampu
menimbulkan banyak spekulasi yang berujung pada goncangan pasar.
Islam
tidak mengenal riba dalam praktek perbankannya. Riba adalah menambah sesuatu
berupa imbalan dalam transaksi ekonomi perbankan konvensional disebut bunga.
Dalam kehidupan ekonomi Islam, riba merupakan bahaya. Diantaranya adalah (i)
dapat menumbuhkan rasa permusuhan di antara individu, (ii) mendorong manusia
untuk menimbun harta sambil menunggu pergerakan tingkat suku bunga, (iii)
menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Artinya, yang kaya
akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. terasa aneh rasanya,
jika pemerintah pusat dan daerah belum tertarik dengan penerapan-penerapan
sistem ekonomi islam yang ada. padahal, andai kata pemerintah pusat dan daerah
mau berfikir, tentu saja negara yang luas ini bukan hanya mampu keluar dari
permasalahan ekonomi yang dihadapi tetapi juga mampu menghindar dari setiap
krisis yang datang menerjang bangsa tercinta. karena sistem ekonomi islam
bersifat Universal, bukan hanya ditujukan kepada umat Islam saja, akan tetapi
kepada seluruh umat manusia, baik itu yang berindetitas muslim maupun yang non
muslim.
betapa
kokohnya sistem ekonomi islam telah terbukti dengan jelas, dimana ketika
krisis global berlangsung di seantero dunia, termasuk amerika, negara
yang masuk dalam kategori negara perekonomian kuat didunia, dibuat pening
oleh krisis global yang menghantam. banyak perusahaan dibidang keuangan
termasuk didalam nya perbankan harus gulung tikar dan ambruk akibat krisis global
yang menerjang. bandingkan dengan Lembaga keungan yang dibangun dengan landasan
syariah. jangankan berguncang ditiup angin krisis pun tidak memberi efek
berarti bagi mereka.
kementrian
Agama yang seharusnya lebih paham akan hal ini, nampak tidak peduli dengan
permasalahan yang ada, seakan tugas kementrian agama itu hanyalah
berkisar tentang jamaah haji dan paling banter peugatip ureng menikah,
malah lembaga kementrian yang di isi oleh Pakar dan Ahli hukum agama islam dan
paham akan bagaimana hukum riba dalam kacamata islam.sampai masih
mempercayai Bank Konvensial untuk mengelola dana Haji seakan tidak tahu
konsekwensi dari riba. sehingga timbul pertanyaan di benak penulis Ma ek
mabrur ureng jak haji ngon peng yang meujampu ngon riba ? (apakah
mabrur orang pergi haji dengan dana yang bercampur dengan riba?) padahal
sudah jelas bahwa ekonomi islam menentang keras serta mengharamkan yang namanya
riba didalam setiap kegiatan ekonomi. seharusnya kita sadar bahwa sistem
ekonomi yang ada tidak mampu menjadi solusi tepat untuk memecahkan permasalahan
perekonomian. Ekonomi Islam telah terbukti dan terlihat performanya yang baik
dalam mengatasi krisis, juga menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam beberapa tahun belakangan ini. Ekonomi Islam sangat pro
terhadap kesejahteraan seluruh manusia bukan hanya kepada mereka muslim saja ,
dalam hal ini semua pelaku ekonomi. Sistem ekonomi Islam tidak menguntungkan
salah satu pihak saja seperti sistem ekonomi liberal, juga tidak menekan
kebebasan pelaku ekonomi seperti sistem ekonomi sosialis.
Telah
menjadi keharusan pusat dan daerah khususnya Aceh negeri serambi Makkah untuk
Mengimplementasikan tatanan sistem perkonomian islam dalam kepemerintahan baik
dipusat maupun di daerah, mulailah dari hal yang kecil. bisa saja seperti
memindahkan kas pemerintah dari konvensional ke Bank Syariah ini sangat lah
berfungsi agar tidak ada lagi PNS kita yang menerima gaji dari dana uang yang
bercampur dengan riba sehingga dapat menghindari memberi nafkah kelurga dengan uang
yang berbau riba. Pusat dan Daerah harus mencermati perkembangan ekonomi
Islam sekarang ini. Hal ini penting karena, sekali lagi, sudah bukan saatnya
lagi menerapkan sistem ekonomi Pancasila, Kapitalisme, liberal apalagi
sosialis. Kesejahteraan masyarakat Hanya bisa lebih baik dengan diterapkannnya
sistem ekonomi Islam.
(KHADAFI
SYAH, Ketua Umum HMJ D3 Perbankan Islam IAIN Ar Raniry, Alumnus SMAN I Kuala
Batee, Alue Padee Abdya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar