Jumat, 17 Februari 2012

Belajar Dari Sepotong Pensil



Mendengar kata pensil kita akan terbayang benda kecil dengan panjang 15an cm terbuat dari kayu. Yaaa, dan alat tulis ini tak pernah absen dari tas kita ketika masih kecil,terutama saat kita TK. Apapun yang kita goreskan pasti berawal dari pensil. Tapi apakah kita pernah berfikir ternyata ada hal lain yang bisa kita ambil dari seonggok pensil. Yaaa, pensil itu akan mengingatkan tentang kebesaran Allah tentang kuasaNya.
Pertama,  pensil mengajari kita bahwa ada tangan hebat yang menggerakkan pensil untuk menghasilkan sebuah karya. Pensil akan menjadi berguna ketika yang menggunakan adalah seorang pelukis yang bisa melukis, seorang pujangga yang ahli di bidangnya, seorang pelajar yang belajar. Pensil bermanfaat ketika ada tangan yang menggerakkan. Dan kita hidup ini siapakah yang menggerakkan?, yaaa…. Allah yang menggerakkan semua langkah kita, Allah yang membimbing kita. Pensil mengingatkan tentang adanya Maiyatullah dan Muroqobatullah.
Kedua, adakalanya pensil yang telah kita pakai tak selamanya tajam ada suatu saat proses ia diraut untuk mendapatkan ketajamannya. Mungkin proses yang ia jalani untuk mendapatkan keruncingan sangat sakit, ia harus dikelupas kulitnya hingga terlihatlah tubuhnya, sakit bagi sepotong pensil. Ya, saya rasa sangat sakit, namun setelah proses itu selesai, ketajaman akan ia dapatkan dan hidupnya menjadi lebih baik lagi. Nah itulah kenapa Allah memberikan cobaan dan ujian yang datang kepada kita akan meningkatkan derajat ketaqwaan kita. Al Baqoroh 2:155-157 “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”( Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali). mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ketiga, pensil yang kita coretkan adakalanya melakukan kesalahan tak pernah ia selalu mulus berjalan tanpa meninggalkan salah. Namun ia mempunyai kesempatan untuk memperbaiki tulisan atau goresan pensil itu bisa dihapus dan diganti dengan tulisan baru yang lebih sempurna dan indah. Manusia tentu juga mengalami hal yang sama, hidup ini tak memulu diisi manusia dengan kebaikan dan kebenaran, ada salah dan luput yang selalu hadir disana. Dan Allah menyediakan ampunan yang besar kepada kita, ada ampunan Allah yang maha luas tak pernah bertepi sepanjang ia mau bersungguh –sungguh untuk bertaubat dan tidak mengulanginya kembali InsyaAllah akan menjadi lembaran baru kembali. Allah telah berfirman dalam surat Ali Imron 133. ‘’dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”
Keempat, bagian yang terpenting dari pensil adalah bagian dalamnya. Bagian luar hanyalah hiasan yang hanya menambah cantik saja dan menambah menarik saja. Disinilah kita belajar bahwa sesungguhnya Allah hanya akan memandang manusia dari sisi dalamnya (taqwa) bukan dari penampilan bukan dari fisiknya, bukan karena orang kaya, orang tampan danbukan karena  berwibawa akan mendapatkan tempat layak? Belum tentu. Kita lihat Bilal bin Rabah, Tsabit bin Qois mereka mulia karena akhlaqnya padahal mereka tidak tampan, tidak putih dan mungkin kita akan merasa ogah untuk mendekatinya. Tapi itulah keadilan yang Allah berikan kepada kita.
Kelima, kita menulis pasti ada tanda dari pensil itu. Kita juga mungkin sudah menghapusnya, namun tetap saja goresan itu ada dan sangat kentara namun ada juga yang biasa2. Nah manusia dimanapun berada pasti meninggalkan jejak dan jejak itu ada yang baik namun ada juga yang menimbulkan keresahan masyarakat, dan semua itu akan ada yang sulit untuk dihapus namun ada juga yang tak bisa dihapus jejaknya. Maka dari sini kita belajar, yuk kita tinggalkan jejak di masyarakat dan kehidupan ini dengan jejak kebaikan dan bermanfaat. Dan menghindari jejak yang meresahkan masyarakat apalagi menyakiti seseorang.
Keenam, pensil akan habis jika dipakai terus-menerus ia akan habis dan tak bisa digunakan kembali. Manusia hidup didunia juga tidak akan selamanya. Ada masanya ia akan mati dan meninggalkan kehidupan ini untuk salamanya tan tak bisa digunakan kembali. Allah tak lupa mengingatkan manusia Ali imron 185. ‘’tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
Kedelapan , bentuk dan rupa pensil itu tidak ada yang sama, beda2. Manusia juga demikian, Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda2 itu sudah menjadi bagian Allah yang mengaturnya. Dan sebenarnya kita tidak perlu merasa berkecil hati ataupun besar hati, karena semua hakikatnya itu datang dari Allah. ^^, enjoy your life and Allah will give more.
Dari pensil saja kita belajar banyak hal, dan masih banyak hal-hal lainnya yang sesungguhnya bisa kita ambil hikmah darinya. Semoga bermanfaat dan kita bisa lebih yakin akan kekuasaan Allah yang Maha Kuasa kepada makhluknya. Wallahua’lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar